JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, menilai kota-kota di luar Jakarta belum siap dengan konsep apartemen sebagai tempat tinggal. Pembangunan apartemen di kota lain dinilai latah meniru Jakarta. "Apartemen itu belum cocok selain di Jakarta, walaupun sekarang pengembang melakukan ekspansi ke Surabaya. Kota-kota lain seperti latah meniru perkembangan Jakarta," katanya kepada KOMPAS.com, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ali menilai, permintaan pasar apartemen di kota lain saat ini masih rendah. Kalau pun ada permintaan, lanjut dia, jumlahnya masih tipis. "Bahayanya, pengembang melihat seolah-olah Bandung dan Surabaya sudah siap dengan konsep apartemen. Kalau Surabaya itu masih cocoknya untuk landed (rumah tapak)," ujarnya.
Lalu, mengapa hanya Jakarta dinilai lebih pas dengan konsep apartemen? Ali mengatakan, pertumbuhan kota Jakarta sudah terlalu padat dengan mobilitas para komuter dari kota-kota di sekelilingnya yang begitu tinggi. "Kota lain belum sepadat Jakarta, dan sedikit komuternya," katanya.
Tinggal di apartemen
Siapkah warga Jakarta dan sekitarnya tinggal di apartemen? Menurut Ali, ke depan orang akan makin menyadari, bahwa mereka memang perlu pindah ke hunian vertikal. Alasannya adalah produktivitas kerja. "Untuk suatu kota dengan karyawan yang banyak, pastinya sebagian dari mereka tak mau tinggal di luar Jakarta, karena macet. Mereka akan memilih tinggal di apartemen, dekat dengan tempat kerjanya. Ini metamorfosis kota," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar